Searching...
Monday, 21 April 2014

SOP Jahe Organik ala SPO


Menurut Wikipedia, Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:
1.Jahe gajah/jahe badak
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
2.Jahe kuning
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
3.Jahe merah
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.


SOP TANAM JAHE POLA ORGANIK

Pembenihan :
1.Bibit jahe sebaiknya yg sudah berumur setahun atau lebih.
2.Jemur bibit jahe selama setengah hari.
3.Larutkan ROMA 10ml dgn 1 liter air.
4.Rendam benih selama 3-5 menit.
5.Tiriskan / angin-anginkan.
6.Larutkan ROTAN + ZPT 10 ml untuk 10 liter.
7.Rendam benih dalam larutan ROTAN selama 15-30 menit.
8.Tiriskan / angin-anginkan.
9.Benih siap disemai.
Sebaiknya benih disemai dengan media campuran tanah dan bokashi yang sudah disiapkan seminggu sebelumnya dan disiram dengan ROMA. Siram setiap hari agar media tetap lembab, hari ke tujuh siram dengan ROTAN + ZPT dan usahakan tidak terkena sinar matahari langsung.

Pengolahan media / lahan :
1.Jika dalam polybag/karung, buat campuran untuk media dengan komposisi tanah : pupuk organic/bokashi : pasir = 2:2:1 dan tingga media kurang lebih 15-20 cm.
2.Jika di lahan perkebunan buat bedengan lebar 1.5 – 2 m dan panjang disesuaikan dengan panjang lahan dengan jarak tanam 60 x 60 cm.
3.Untuk menghindarkan serangan OPT lahan seminggu sebelumnya di siram ROMA dan TRICHODERMA.
4.Tanam benih dengan kedalaman 3-5 cm dengan tunas menghadap ke atas (2 – 3 rimpang).

Pemupukan :
1.Siram dengan ROTAN seminggu setelah tanam dan siram dengan ROMA minggu selanjutnya. Untuk mempercepat pertumbuhan dan peranakan siram juga dengan ZPT.
2.Pemberian ROTAN seminggu sekali dengan dosis 10 ml untuk 10 liter air.
3.Pemberian ROMA disesuaikan dengan kondisi jika nampak ada gejala Hama/penyakit.

Pemeliharaan :
1.Sampai dengan 30 HST, sebaiknya keadaan teduh.
2.Jika sudah nampak rimpang baru uruk/ timbun dengan tanah yg sudah dicampur bokashi/pupuk organik.
3.Umur 5-6 bulan maka komposiisi pupuk yg mengandung posfor dua kali lipat (bisa diambil dari batang pisang/pelepah pisang) untuk menggenjot pembesaran rimpang.
4.Alternatif pengendalian OPT setelah pemotongan batang selain memakai ROMA adalah : bawang putih tambah dengan biji lada dengan perbandinga 1:1.
5.Panen bisa dilakukan mulai usia 10 bln.


0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!